-->

50 Jejak Pahlawan Muslim Indonesia Abad 20


Judul : 50 Jejak Pahlawan Muslim Indonesia Abad 20
Penulis : Fathan Nur Muhajir
Penyunting : Vina Lidyana
Penata Letak : IDM Publishing
Perancang Sampul : Asnawi Mangku Sastra
Kategori : Karya Ilmiah
Penerbit : Indie Digital Media (IDM) Publishing
ISBN : 978-602-52086-6-9
Ukuran dan Tebal Buku : 159 hal; 14 x 21 cm

Cet. I, Mei 2019

Harga : Rp 60.000 (belum ongkir)

Cara Pesan
Nama :
Judul :
Alamat Lengkap (Kode Pos) :
No. HP :
Jumlah Pesan :

Kirim format pesanan ke kontak WA atau medsos IDM Publishing. Bisa juga pesan di akun TikTok kami.

Kontak Person
No. HP/WA : 085841039319
Facebook : @idmpublishing
Twitter : @idmpublishing
Instagram : @idmpublishing
TikTok : @idmpublishing
YouTube : @idmpublishing

BLURB


Mohammad Hatta adalah sosok proklamator dan wakil presiden pertama RI. Menurut sejarah, kehidupan beliau bertolak belakang dengan Soekarno yang lebih ekspresif dan meledak-ledak. Mohammad Hatta berpenampilan kalem, tenang dan bijak. Hatta adalah seorang pemimpin yang langka, yang senantiasa memperlihatkan moral tinggi dalam setiap pergerakannya.

Hatta terlahir dengan nama Mohammad Athar di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah swasta. Setelah enam bulan, beliau pindah ke sekolah rakyat dan sekelas dengan Rafiah, kakaknya. Akan tetapi, pelajarannya berhenti pada pertengahan semester kelas tiga, lalu pindah ke ELS di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun 1913, kemudian melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917.

Selain pengetahuan umum, beliau telah ditempa ilmu-ilmu agama sejak kecil. Hatta juga pernah belajar agama pada beberapa ulama. Setelah selesai dari sekolah formalnya, Hatta kemudian mempelajari bidang ekonomi yang dipengaruhi oleh latar belakang keluarga yang merupakan pedagang.

Di Padang, Hatta mengenal pedagang-pedagang yang terhimpun dalam Serikat Islam, dan terdaftar sebagai anggota Jong Sumateranen Bond sebelum akhirnya menjabat sebagai bendahara.

Hatta pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Prins Hendrik School. Beliau terpilih sebagai bendahara pengurus pusat JBS selama berada di Jakarta. Hatta terbilang sebagai pelajar yang sangat rajin membaca buku juga sangat aktif dalam berorganisasi. Melalui buku-buku yang dibacanya, Hatta mampu memilih politik untuk menghadapi kolonialisme.Metode non-kooperatif mulai beliau kibarkan tahun 1918 ketika menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia, sebuah organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Belanda. Saat itu buah pikirannya mulai dikenal lewat berbagai tulisan di media.

Aktivitasnya yang selalu mengkritisi kolonialisme membuat Hatta sering berurusan dengan pengadilan Belanda karena laporan yang menuduh pemberontak dan menghasut masyarakat untuk tidak tunduk. Pada tahun 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Pamoentjak dan Abdulmadjid Djojohadiningrat ditangkap pemerintah Belanda. Mereka dituduh sebagai anggota perkumpulan teriarang serta menghasut untuk menentang kerajaan Belanda. Hatta dituntut hukuman tiga tahun, tapi Hatta dan kawan-kawan melakukan pembelaan di pengadilan Belanda. Hatta pun akhirnya dibebaskan. Setelah bebas, Hatta tidak kapok dalam mengkritisi Belanda. Sampai akhirnya, beliau kembali dihukum pembuangan ke Digul dan baru bebas ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1927.

Baca sejarah lengkapnya di buku 50 Jejak Pahlawan Muslim Indonesia Abad 20 karya Fathan NM. Jangan sampai kita buta sejarah. Mari merawat ingatan, menolak lupa. Pesan bukunya sekarang juga melalui nomor yang tertera di atas. Terima kasih!

0 Response to "50 Jejak Pahlawan Muslim Indonesia Abad 20"

Posting Komentar